Rabu, 14 April 2010

DAKWAH

Menyampaikan risalah Ilahi menuju kejayaan umat Islam.


Islam adalah agama yang sempurna sebagai pengatur kehidupan manusia. Kehidupan semua makhluk di muka bumi akan selamat dan terlindungi jika sesuai dengan aturan Islam tetapi akan celaka jika jauh dari Islam. Oleh karena itu, menjadi tugas umat Islam untuk tetap menjaga eksistensi Islam di muka bumi ini. Eksistensi Islam akan tetap terjaga dengan perjuangan melalui dakwah Illalloh.

Jalan dakwah untuk memperjuangkan Islam merupakan jalan yang panjang dan penuh dengan rintangan yang selalu menghadang. Syetan dan bala tentaranya dari golongan jin dan manusia yang menjadi musuh utama orang-orang beriman selalu menghalangi jalan ini untuk tegak dan eksis di muka bumi. Berbagai macam usaha dilakukan untuk menakut-nakuti orang yang berdakwah di jalan Alloh dari resiko yang akan dihadapi. Tetapi bagi orang yang telah komitmen dengan tugasnya sebagai penyeru agama Alloh, maka akan selalu sabar dan teguh hati didalam menghadapi setiap rintangan.

Sejak dimulainya dakwah Islam oleh Nabi Muhammad SAW dan para shahabatnya, mereka selalu mengalami tekanan, intimidasi dan penyiksaan dari kaum kafir Quraisy. Hal ini disebabkan karena risalah Islam yang datang tersebut merubah keyakinan mereka untuk menyembah berhala seperti yang dilakukan oleh nenk moyang mereka. Namun semua itu tidak menyurutkan langkah dan melemahkan asa mereka untuk tetap mempertahankan keimanan mereka. Buah dari itu semua adalah kejayaan Islam yang mampu mengusai dua pertiga dunia dan risalahnya bisa kita terima sampai hari ini.

Dakwah di jalan Allah merupakan kebutuhan pokok manusia. Para Nabi dan Rasul yang Allah pilih dalam setiap massa juga diberi tugas untuk mengemban risalah dakwah ini. Karena, tanpa tegaknya dakwah manusia akan tersesat jalan dan jauh dari ajaran Islam. Manusia yang jauh dari tuntunan agama Islam, akan mudah terpengaruh dengan dunia dan segala perhiasannya. Berbagai macam usaha dilakukan hanya untuk mengejar dunia dengan tidak memperhatikan cara yang ditempuh, halal atau haram. Kalau kondisi demikian dibiarkan, maka akan muncul kerusakan di muka bumi dan semua penduduk di dalamnya akan mengalami dampaknya. Nah, itulah usaha para penyeru dakwah untuk menyampaikan jalan Islam sebagai petunjuk jalan bagi orang-orang yang beriman supaya lurus jalannya dalam menjalani kehidupan didunia ini.

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT. Perintah berdakwah, merupakan perintah Alloh SWT yang dalam Firman-Nya: “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl : 125). Dalam ayat tersebut, kita diperintahkan untuk menyeru kepada manusia ke jalan Alloh SWT melalui hikmah dan pelajaran (tarbiyah).

Ibnu Taimiyah mengatakan: “Dakwah adalah menyeru keimanan kepada Allah, oleh para Rasul dan membenarkan apa yang di kabarkannya serta mentaati perintahnya.” Dakwah merupakan sebuah perkara yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukan. Semakin banyak juru dakwah yang menyampaiakn risalah Islam ke masyarakat, maka pengetahuan umat Islam tentang syari’at Islam akan semakin baik. Dakwah Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah dalam rangka mewujudkan kesejahtaraan umat Islam baik di dunia maupun di akhirat dengan bermanhajkan Islam, berpedoman pada Al-Qur’an dan As Sunnah sesuai pemahaman Salaful ummah. Tujuan dakwah dibagi menjadi dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dari dakwah Islam adalah:

1. Mentauhidkan Allah SWT dan menjauhkan dari syirik.

Inti ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah untuk mentauhidkan Allah SWT baik secara uluhiyah, rububiyah maupun asma’ wa sifat. Tujuan ini akan menjadikan manusia menyembah dan beribadah hanya kepada Alloh dan meninggalkan segala bentuk penyembahan kepada selain Alloh SWT.

2. Menerapkan syariat Islam di muka bumi

Salah satu tujuan dakwah adalah menjadikan syariat Allah dapat diterapkan dalam kehidupan manusia secara nyata dan menyeluruh.

3. Menjadikan Islam sebagai pedoman hidup manusia.
Islam adalah agama untuk seluruh umat manusia. Dengan misi mengajak manusia seluruhnya mentauhidkan Allah dan menjadikan syariat Islam sebagai pedoman hidup manusia.

4. Melaksanakan perintah dari Alloh SWT

Alloh SWT berfirman dalam QS.Al Imron:104 : Hal ini juga sesuai dengan Firman Alloh SWT yang artinya: “Dan hendaklah ada diantara kalian segologan umat yang menyeru kepada kebaikan dan ,menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari hal yang mungkar.” Ini menjadi dasar bagi para penyeru dakwah untuk menyeru kepada kebaikan menyuruh manusia berbuat ma’ruf dan mencegah dari hal yang mungkar.

5. Menggapai Ridha Allah
Dakwah adalah bagian dari ibadah. Sebagai ibadah, dakwah akan memiliki nilai di sisi Allah bila dijalankan dengan cara yang benar sesuai sunnah Rasululloh dan dengan hati yang ikhlas. Keikhlasan hati tersebut akan terlihat mana kala dirinya sabar atas rintangan-rintangan yang dihadapi.

Sedang secara khusus dakwah bertujuan untuk

1. Mendapatkan mad’u yang tsiqoh

Dakwah merupakan proses tarbiyah Islam sesuai pemahaman Rasululloh dan salafush sholih. Kesungguhan akan dakwah mampu memperoleh mad’u yang tsiqoh didalam Islam. Rasulullah sendiri memulai dakwahnya di Makkah dengan mengkader para sahabat di rumah al-Arqam. Merekalah yang kemudian melanjutkan dakwah Islam.

2. Terbentuknya jamaah

Dakwah bisa dilaksanakan secara sendiri (fardiah) maupun secara berjamaah. Dakwah untuk mewujudkan syariat Islam lebih utama jika dilakukan secara berjamaah. Oleh karenanya, secara khusus dakwah juga bertujuan mewujudkan jamaah dakwah. Melalui jamaah itu, dakwah dapat dilaksanakan dengan lebih sempurna.

3. Tegaknya daulah

Bila daulah Islam tidak ada, maka salah satu tujuan dakwah adalah tegaknya kembali daulah itu. Bila daulah telah ada, maka dakwah bertujuan untuk menjaga eksistensi daulah serta menjaganya agar tetap dalam rel Islam. Melalui daulah Islam, hukum Islam dapat diterapkan secara sempurna, sedemikian sehingga kehidupan Islam yang penuh rahmat Islam, sebagaimana dijanjikan Allah, dapat direalisasikan. Dengan kekuatan daulah pula, dakwah dan jihad ke segenap penjuru dunia dapat dilakukan.

Perjalanan dakwah adalah perjalanan panjang dan penuh onak dan duri. Hanya hamba-hamba Alloh yang bersungguh-sungguhlah yang akan kuat dalam menapakinya. Mudah-mudahan kita diberikan istiqomah dalam berdakwah dan berjihad sampai akhir hayyat kita! Amin. Allohu Akbar….!

Referensi:

1. Al Qur’anul Karim dan terjemahannya

2. 9 Pilar Keberhasilan Da’i Di Medan Dakwah,Sa’id Bin Ali Bin Wahf Alqohthoni,PustakaArofah.

[+/-] Selengkapnya...

Jihad fii Sabilillah

Manggapai kejayaan Islam dan kaum muslimin dengan Jihad fii Sabilillah


Perkembangan zaman yang begitu pesat seakan menyihir manusia untuk berlomba mangejar dunia dan segala sesuatu yang menghiasinya. Bahkan seluruh waktu manusia dihabiskan untuk mencari dunia dan nyaris tak disisakan sedikitpun untuk akhirat mareka. Padahal kehidupan di dunia hanyalah fana dan sementara yang akhir kehidupan mereka adalah akhirat yang kekal abadi. Betapa di akhirat nanti banyak manusia akan merasa kecewa dengan amal perbuatan yang telah mereka kerjakan di dunia yang tidak membawa kebaikan pada akhirat mereka. Oleh karena itu sudah semestinya kita sebagai orang yang beriman tidak terlalu dipusingkan dunia, tetapi lebih mengutamakan kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Syariat Islam yang mulai ditinggalkan oleh kaum muslimin adalah Jihad fii sabilillah. Banyak sekali kita dengar dari orang-orang yang dangkal ilmunya bahwa jihad identik dengan kekerasan, melangar HAM, memaksakan kehendak, dan lain-lain, sehingga tidak sedikit kaum muslimin yang terpengaruh dan enggan melaksanakan perjuangan demi tegaknya agama Alloh dimuka bumi ini, kecuali sebagian orang yang mendapatkan rahmat dari Alloh SWT. Disamping itu peran media yang begitu besar untuk mengecilkan makna jihad dengan makna yang tidak semestinya.

Menurut al-Hafizh Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-Asqalani (yang terkenal dengan al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany, wafat th. 852 H) rahimahullahu: “Jihad menurut syar’i adalah mencurahkan seluruh kemampuan untuk memerangi orang-orang kafir.” Pengertian ini menunjukkan bahwa jihad merupakan usaha untuk memerangi orang-orang kafir yang bertujuan untuk menegakkan agama Alloh di muka bumi, sehingga semua manusia mentauhidkan Alloh dalam beribadah.

Perlu kita semua sadari bahwa Jihad adalah amal kebaikan yang Allah syari’atkan dan menjadi sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya, meninggalkan jihad merupakan pintu mendapatkan kehinaan dari Alloh SWT, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang shohih berikut ini: Dari Ibnu Umar beliau berkata: Aku mendengar Rasululloh bersabda, “Apabila kalian telah berjual beli ‘inah, mengambil ekor sapi dan ridho dengan pertanian serta meninggalkan jihad maka Allah akan menimpakan kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR Abu Daud). Dari hadist ini dijelaskan bahwa ketika manusia sudah terpedaya dengan dunia baik perdagangan, peternakan atau pertanian dan meninggalkan jihad, maka Alloh akan menimpakan kehinaan bagi manusia.

Syariat Jihad adalah perintah Alloh SWT yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Alloh SWT berfirman "Dan diwajibkan atas kamu berperang,padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu,padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu.Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 216).

Ibnu Taimiyah menyatakan: Tidak diragukan lagi bahwa jihad dan melawan orang yang menyelisihi para rasul dan mengarahkan pedang syariat kepada mereka serta melaksanakan kewajiban-kewajiban disebabkan pernyataan mereka untuk menolong para nabi dan rasul dan untuk menjadi pelajaran berharga bagi yang mengambilnya sehingga dengan demikian orang-orang yang menyimpang menjadi jera, termasuk amalan yang paling utama yang Allah perintahkan kepada kita untuk menjadikannya ibadah mendekatkan diri kepadaNya.

Menurut Syeikh Islam Ibnu Taimiyah, maksud tujuan jihad adalah untuk meninggikan kalimat Allah dan menjadikan agama seluruhnya hanya untuk Allah. Hal tersebut sesuai dengan Firman Alloh SWT: “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah: 193). Juga dalam surat Al Anfal: “Dan peranglah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. (QS. Al-Anfal: 39). Dalam sebuah hadist, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku diperintahkan memerangi manusia hingga bersaksi dengan syahadatain, menegakkan sholat dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah berbuat demikian maka darah dan harta mereka telah terjaga dariku kecuali dengan hak islam, dan hisab mereka diserahkan kepada Allah. (Muttafaqun Alaihi).

Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa Jihad hukumnya wajib dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman sebagai realisasi perintah Alloh SWT dengan maksud tujuan untuk menegakkan kalimatulloh dimuka bumi, menjaga eksistensi dinul Islam dan penerapan syari’at Islam pada semua sisi kehidupan manusia. Jihad juga merupakan amalan yang dicintai olah Alloh SWT. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim ari shohabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu: “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Amal apa yang paling utama?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Shalat pada waktunya.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Jihad fii sabiilil-laah.’”

Perjalanan perjuangan menegakkan agama Alloh dengan jalan Jihad fi sabilillah di dimuka bumi ini penuh dengan rintangan, onak dan duri, sehingga perlu persiapan ilmu, amal dan keikhlasan. Hal ini dikarenakan tanpa adanya keikhlasan, semua amal akan sia-sia, termasuk Jihad fii Sabilillah. Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, ada seseorang yang berperang karena mengharap ghani-mah (harta rampasan perang), ada yang lain berperang supaya disebut namanya, dan yang lain berperang supaya dapat dilihat kedudukannya, siapakah yang dimaksud berperang di jalan Allah?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang berperang supaya kalimat Allah tinggi, maka ia fii sabiilillaah (di jalan Allah).” (HR. Al-Bukhari). Oleh sebab itu setiap muslim yang telah berkomitmen untuk berjuang di jalan Alloh harus memegang teguh keyakinannya dan menjaga kelurusan niatnya.


Referensi:

1. Al Qur’anul Karim dan terjemahannya

2. Fat-hul Baari (VI/3) oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani.

3. Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 15 Maret 2010

DAKWAH DAN JIHAD
Sebuah Jalan Perjuangan Islam Menuju Kemuliaan Islam dan Kaum Muslimin.


Islam adalah agama yang sempurna sebagai pengatur kehidupan manusia. Kehidupan semua makhluk di muka bumi akan selamat dan terlindungi jika sesuai dengan aturan Islam tetapi akan celaka jika jauh dari Islam. Oleh karena itu, menjadi tugas umat Islam untuk tetap menjaga eksistensi Islam di muka bumi ini. Eksistensi Islam akan tetap terjaga dengan perjuangan melalui dakwah dan jihad fii sabilillah.

Jalan dakwah dan jihad untuk memperjuangkan Islam merupakan jalan yang panjang dan penuh dengan rintangan yang selalu menghadang. Syetan dan bala tentaranya dari jin dan manusia yang menjadi musuh utama orang-orang beriman selalu menghalangi jalan ini untuk tegak dan eksis di muka bumi. Berbagai macam usaha dilakukan untuk menakut-nakuti orang yang beriman dari resiko yang akan dihadapi. Hal ini akan membuktikan kebenaran iman seseorang, apakah imannya benar atau hanya dusta belaka. Kebenaran iman seseorang dibuktikan dengan kesungguhan dia untuk tetap berjuang di jalan Alloh meskipun resiko yang dihadapi berat.

Sejak dimulainya perjuangan Islam oleh Nabi Muhammad SAW dan para shahabatnya, mereka selalu mengalami tekanan, intimidasi dan penyiksaan dari kaum kafir Quraisy. Namun semua itu tidak menyurutkan langkah dan melemahkan asa mereka untuk tetap mempertahankan keimanan mereka. Buah dari itu semua adalah kejayaan Islam yang mampu mengusai dua pertiga dunia dan risalahnya bisa kita terima sampai hari ini.

Perjuangan Islam butuh para pengusung dakwah dan jihad pada setiap masanya. Jihad dan dakwah adalah satu kesatuan. Ibarat keping mata uang, keduanya tidak bisa dipisahkan. Dakwah bertujuan untuk menyeru kepada manusia dari penghambaan kepada makhluq kepada kemurnian penghambaan hanya kepada Alloh SWT, sementara Jihad adalah jalan untuk memuliakan Islam dan kaum muslimin melalui kekuatan yang akan menciutkan nyali orang-orang kafir. Keduanya sangat penting sebagai jalan perjuangan untuk menegakkan kalimatullah di muka bumi.


Dakwah
adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT. Perintah berdakwah, merupakan perintah Alloh SWT yang dalam Firman-Nya: “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl : 125). Dalam ayat tersebut, kita diperintahkan untuk menyeru kepada manusia ke jalan Alloh SWT melalui hikmah dan pelajaran (tarbiyah).

Ibnu Taimiyah mengatakan: “Dakwah adalah menyeru keimanan kepada Allah, oleh para Rasul dan membenarkan apa yang di kabarkannya serta mentaati perintahnya.” Dakwah merupakan sebuah perkara yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukan. Semakin banyak juru dakwah yang menyampaiakn risalah Islam ke masyarakat, maka pengetahuan umat Islam tentang syari’at Islam akan semakin baik. Dakwah Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah dalam rangka mewujudkan kesejahtaraan umat Islam baik di dunia maupun di akhirat dengan bermanhajkan Islam, berpedoman pada Al-Qur’an dan As Sunnah sesuai pemahaman Salaful ummah. Tujuan dakwah dibagi menjadi dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.


Tujuan umum dari dakwah Islam adalah:

1. Mentauhidkan Allah SWT dan menjauhkan dari syirik.

Inti ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah untuk mentauhidkan Allah SWT baik secara uluhiyah, rububiyah maupun asma’ wa sifat. Tujuan ini akan menjadikan manusia menyembah dan beribadah hanya kepada Alloh dan meninggalkan segala bentuk penyembahan kepada selain Alloh SWT.

2. Menerapkan syariat Islam di muka bumi

Salah satu tujuan dakwah adalah menjadikan syariat Allah dapat diterapkan dalam kehidupan manusia secara nyata dan menyeluruh.

3. Menjadikan Islam sebagai pedoman hidup manusia.
Islam adalah agama untuk seluruh umat manusia. Dengan misi mengajak manusia seluruhnya mentauhidkan Allah dan menjadikan syariat Islam sebagai pedoman hidup manusia.

4. Melaksanakan perintah dari Alloh SWT

Alloh SWT berfirman dalam QS.Al Imron:104 : Hal ini juga sesuai dengan Firman Alloh SWT yang artinya: “Dan hendaklah ada diantara kalian segologan umat yang menyeru kepada kebaikan dan ,menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari hal yang mungkar.” Ini menjadi dasar bagi para penyeru dakwah untuk menyeru kepada kebaikan menyuruh manusia berbuat ma’ruf dan mencegah dari hal yang mungkar.

5. Menggapai Ridha Allah
Dakwah adalah bagian dari ibadah. Sebagai ibadah, dakwah akan memiliki nilai di sisi Allah bila dijalankan dengan cara yang benar sesuai sunnah Rasululloh dan dengan hati yang ikhlas. Keikhlasan hati tersebut akan terlihat mana kala dirinya sabar atas rintangan-rintangan yang dihadapi.

Sedang secara khusus dakwah bertujuan untuk

1. Mendapatkan mad’u yang tsiqoh

Dakwah merupakan proses tarbiyah Islam sesuai pemahaman Rasululloh dan salafush sholih. Kesungguhan akan dakwah mampu memperoleh mad’u yang tsiqoh didalam Islam. Rasulullah sendiri memulai dakwahnya di Makkah dengan mengkader para sahabat di rumah al-Arqam. Merekalah yang kemudian melanjutkan dakwah Islam.

2. Terbentuknya jamaah

Dakwah bisa dilaksanakan secara sendiri (fardiah) maupun secara berjamaah. Dakwah untuk mewujudkan syariat Islam lebih utama jika dilakukan secara berjamaah. Oleh karenanya, secara khusus dakwah juga bertujuan mewujudkan jamaah dakwah. Melalui jamaah itu, dakwah dapat dilaksanakan dengan lebih sempurna.

3. Tegaknya daulah

Bila daulah Islam tidak ada, maka salah satu tujuan dakwah adalah tegaknya kembali daulah itu. Bila daulah telah ada, maka dakwah bertujuan untuk menjaga eksistensi daulah serta menjaganya agar tetap dalam rel Islam. Melalui daulah Islam, hukum Islam dapat diterapkan secara sempurna, sedemikian sehingga kehidupan Islam yang penuh rahmat Islam, sebagaimana dijanjikan Allah, dapat direalisasikan. Dengan kekuatan daulah pula, dakwah dan jihad ke segenap penjuru dunia dapat dilakukan.



Jihad adalah amal kebaikan yang Allah syari’atkan dan menjadi sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya, meninggalkan jihad merupakan pintu mendapatkan kehinaan dari Alloh SWT, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang shohih berikut ini: Dari Ibnu Umar beliau berkata: Aku mendengar Rasululloh bersabda, “Apabila kalian telah berjual beli ‘inah, mengambil ekor sapi dan ridho dengan pertanian serta meninggalkan jihad maka Allah akan menimpakan kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian.” (HR Abu Daud).

Syariat Jihad adalah perintah Alloh SWT yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Alloh SWT berfirman "Dan diwajibkan atas kamu berperang,padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu,padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu.Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 216).


Ibnu Taimiyah menyatakan: Tidak diragukan lagi bahwa jihad dan melawan orang yang menyelisihi para rasul dan mengarahkan pedang syariat kepada mereka serta melaksanakan kewajiban-kewajiban disebabkan pernyataan mereka untuk menolong para nabi dan rasul dan untuk menjadi pelajaran berharga bagi yang mengambilnya sehingga dengan demikian orang-orang yang menyimpang menjadi jera, termasuk amalan yang paling utama yang Allah perintahkan kepada kita untuk menjadikannya ibadah mendekatkan diri kepadaNya.

Menurut Syeikh Islam Ibnu Taimiyah, maksud tujuan jihad adalah untuk meninggikan kalimat Allah dan menjadikan agama seluruhnya hanya untuk Allah. Hal tersebut sesuai dengan Firman Alloh SWT: “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah belaka. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah: 193)
Juga dalam surat Al Anfal: “Dan peranglah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. (QS. Al-Anfal: 39). Dalam sebuah hadist, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku diperintahkan memerangi manusia hingga bersaksi dengan syahadatain, menegakkan sholat dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah berbuat demikian maka darah dan harta mereka telah terjaga dariku kecuali dengan hak islam, dan hisab mereka diserahkan kepada Allah. (Muttafaqun Alaihi).


Dari keterangan diatas jelaslah bahwa Jihad hukumnya wajib dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman sebagai realisasi perintah Alloh SWT dengan maksud tujuan untuk menegakkan kalimatulloh dimuka bumi, menjaga eksistensi dinul Islam dan penerapan syari’at Islam pada semua sisi kehidupan manusia.


Perjalanan dakwah dan jihad itu seperti menaman sebuah pohon. Kadang orang yang menanam belum tentu bisa memanen hasilnya. Tetapi bisa jadi yang memanen adalah generasi sesudahnya dan sesudahnya. Mudah-mudahan kita diberikan istiqomah dalam berdakwah dan berjihad sampai akhir hayyat kita! Amin. Allohu Akbar….!




Referensi:

1. Al Qur’anul Karim dan terjemahannya

2. 9 Pilar Keberhasilan Da’i Di Medan Dakwah,Sa’id Bin Ali Bin Wahf Alqohthoni,Pustaka Arofah.

3. Majalah An Najah (www.annajahsolo.wordpress.com)

4. Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah


[+/-] Selengkapnya...